Search This Blog

Friday, May 11, 2012

SENGKUNI

Dalam pewayangan Jawa, Sangkuni sering dieja dengan nama Sengkuni. Sengkuni bukan kakak dari Dewi Gandari, melainkan adiknya. Sementara itu Gandara versi pewayangan bukan nama sebuah kerajaan, melainkan nama kakak tertua mereka. Saudara Sengkuni ada empat yaitu Prabu Gandara, Harya Sarabasta, Harya Gajaksa dan Dewi Gandari. Dewi Gandari lah yang selalu di pengaruhi Sengkuni untuk berbuat jahat, kemudian setelah itu anak dari Dhestarasta (Kurawa) yang didorong untuk berbuat jahat kepada putra Pandhu (Pandhawa).
Sengkuni adalah putra Prabu Kiswara/Suwala dari Kerajaan Plasajenar, wataknya licik, suka mengadu domba, suka berbohong dan berlaku semena-mena tapi sangat pintar dalam strategi perang. Senjatanya adalah cis dan kethu jingga. Istrinya bernama Dewi Sukesti berputra Antisura, Arya Surabasah dan Dewi Antiwati.

Sakuni bermata kedondongan, berhidung mungkal gerang, berbentuk batu asahan yang sudah aus, bergigi gusen, berjenggot. Kedua tangannya berlainan bentuk, yang satu tangan raksasa dan yang lainnya menunjuk, seperti tangan dagelan. Bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Kepala berketu udeng. Bersunting kembang kluwih. Berkalung ulur-ulur. Berkain rapekan tentara, bercelana cindai. Dalam cerita Sakuni mengidap sakit napas. Digambar tampak bahu tangan belakang agak naik, menandakan, bahwa orangnya mempunyai sakit napas.
Menurut cerita jawa Sengkuni itu titisan dari Bathara Dwapara Dewa Pengrusak, Musuh dari kebenaran, oleh kerena itu Sengkui juga memiliki watak yang jahat. Sengkuni sendiri dikisahkan memiliki nama asliHarya Suman. Dalam pewayangan Sunda, ia juga dikenal dengan nama Sangkuning.

Naiknya Sengkuni atau harya Suman sebagai patih pun melalui jalan curang. Dalam lakon ‘Gandamana Luweng’ dikisahkan bagaimana Harya Suman menyiapkan jebakan luweng (lubang) bagi Patih Gandamana saat mereka berperang melawan Pringgondani. Harya Suman melapor kepada Prabu Pandu Dewanata bahwa Gandamana –yang terkubur dalam luweng– tertangkap musuh dan berkhianat. Setelah Pringgondani berhasil diduduki, Harya Suman melaporkan bahwa Gandamana tewas. Maka ia pun diangkat menjadi patih, menggantikan Gandamana.
Setelah diselamatkan oleh prajurit yang masih setia, Gandamana yang marah karena merasa difitnah menghajar Harya Suman habis-habisan sehingga wajahnya yang tampan berubah menjadi jelek. Sejak saat itu, Suman pun terkenal dengan sebutan Sengkuni, Nama Sengkuni atau Sakuni, berasal dari kata ‘saka’ (dari) dan ‘uni’ (ucapan). Artinya, ia menderita cacad buruk rupa adalah karena hasil ucapannya sendiri. Jadi Sengkuni melambangkan manusia yang sifatnya senang memfitnah, menghasut dan mencelakakan orang lain. Atau lambang orang yang berperangai licik dan kejam.

Dalam lakon ‘Bale Sigalagala’ atau ‘Pandawa Obong’, pihak Pandawa dan Dewi Kunti diundang menghadiri pesta dalam bangunan yang bahannya rawan terbakar. Pihak Kurawa lalu membakar bangunan tersebut. Pandawa selamat dibopong Bima mengikuti garangan putih. Dalam lakon ‘Pandawa Dadu’, Pandawa kalah dan harus menyerahkan kerajaan Astina kepada Kurawa. Kedua taktik ini jelas dahsyat, sebuah tipu muslihat yang ampuh, membuat lawan tidak berkutik. Dan tak lain merupakan buah kelicikan dari Sengkuni.

Pada hari terakhir Baratayuda, Sangkuni bertempur melawan Bima. Kulitnya yang kebal karena pengaruh minyak tala bahkan sempat membuat Bima sulit mengalahkan Sengkuni. Penasihat Pandawa selain Kresna, yaitu Semar muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan Sangkuni berada di bagian dubur, karena bagian tersebut dulunya pasti tidak terkena pengaruh minyak tala. Bima pun maju kembali. Sangkuni ditangkap dan disobek duburnya menggunakan Kuku Pancanaka yang tumbuh di ujung jari Bima. Ilmu kebal Sengkuni pun musnah. Dengan beringas, Bima menyobek dan menguliti Sangkuni tanpa ampun.

Versi lain, Bima meraih leher Sengkuni, lalu dihimpitnya dengan lengannya kuat kuat, sehingga lehernya tercekik, dan mulutnya pun membuka lebar kehabisan napas. Bima memasukkan kuku Pancanaka kedalam mulut Sengkuni karena Sengkuni tidak meminum minyak tolo,maka dengan mudah dirobek robeknya sampai kedalam leher dan menembus ke jantungnya. Matinya Sakuni melambangkan, bahwa orang pandai bicara yang tak jujur sepantasnya kalau dirobek-robek mulutnya.

1     2     3     4     5     6     7     8     9     10

No comments: